oleh

Saddam Aljihad : Kabinet Jokowi-Ma’ruf Perlu Kolaborasi Cipayung

JAKARTA, iniberita.co.id — Maraknya issue Millennial masuk dalam rencana Bursa Kabinet Presiden terpilih Ir. H. Joko Widodo dan Wakil Presiden KH. HC Ma’ruf Amin usai penetapan resmi KPU Republik Indonesia belum lama ini, mendapat Tanggapan sejumlah kalangan Pimpinan Aktivis Nasional Khususnya kelompok Cipayung.

Seperti halnya yang diutarakan Ketua Umum PB HMI (Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam) Respiratori Saddam Al Jihad yang ikut mendorong aktivis Cipayung masuk bursa calon menteri kabinet Jokowi – Ma’ruf 2019-2024. Menurutnya, aktivis Cipayung ini juga bisa mewakili kelompok generasi milenial di dalam kabinet.

“Perlu kolaborasi antar generasi dan hal tersebut bisa dikuatkan dengan kehadiran aktivis Cipayung di kabinet 2019-2024, demi menjaga persatuan dan kemajuan Republik Indonesia,” kata kandidat doktor ilmu pemerintahan ini dalam pesan elektroniknya seperti dilansir dalam jpnn.com, Sabtu (6/7/2019) malam.

Foto Istimewa (net)

Saddam yang berusia 28 tahun ini menekankan, ada mantan-mantan ketua umum di masing-masing organisasi yang layak masuk dalam kabinet 2019-2024, di antaranya :

Pertama, drg. Arief Rosyid Hasan, mantan ketua Umum PB HMI yang juga sebagai dokter gigi dan Plt. Sekjen DMI (Dewan Masjid Indonesia). Arief potensial mengisi kabinet sesuai bidangnya, yaitu kesehatan dan keagamaan.

Kedua, Aminudin Ma’ruf, mantan Ketua Umum PB PMII dan juga Sekjen Samawi (Solidaritas Ulama Muda Jokowi) yang mempunyai visi Nasionalis Religius. Diniali berpotensi untuk masuk di kabinet pemerintahan 2019-2024

Ketiga, Sahat Martin P. Sinurat, mantan Ketua Umum PP GMKI ini sebagai teknokrat yang juga lulusan ITB. “Potensial masuk Kabinet Pemerintahan 2019-2024, ditambah dengan adanya rumah milenial yang diinisiasinya,” kata Respiratori.

Keempat, Twedy Noviady Ginting, mantan Ketua Presidium GMNI 2 Periode ini adalah sosok Nasionalis yang menjaga Pancasila sebagai ideologi pemersatu.

Ditambahkan Saddam, dirinya menegaskan jangan ada anggapan generasi milenial hanya layak mengisi jabatan menpora.

Komentar