PALEMBANG, iniberita.co.id — Tokoh yang menginisiasi berdirinya salah satu lembaga perintis organisasi kedaerahan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) yakni organisasi Keluarga Besar Mahasiswa Pemuda PALI (KB-MPP), Adi Warsito ST mengajak element Kepemudaan dan Kemahasiswaan yang ada di Bumi Serepat Serasan agar kembali ke Khittah-nya dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai kaum intelektual dan pengawal pembangunan.
“Karena sebagai seorang pembelajar dan bagian dari masyarakat, mahasiswa memiliki peran kompleks dan menyeluruh sebagai Pengawal Pembangunan, bukan Penghambat Pembangunan,” ujar Adi Warsito saat dihubungi awak media ini, Jum’at (19/07/2019).
Lanjut Adi yang juga sebagai Ketum KAHMI PALI, mahasiswa itu identik dengan ide dan pemikiran cerdas yang mampu merubah paradigma yang berkembang di masyarakat dan menjadikannya terarah sesuai kepentingan masyarakat luas.
“Mahasiswa sebagai Agent of Change artinya mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan harus memberikan kontribusi dan ide-ide solutif dalam setiap daya kritisnya. Kritik membangun bukan kritik intrik. Ingat Mahasiswa itu Agent of Change bukan Agent of Chance (agen kesempatan, red), yang hanya memposisikan dirinya sebagai pencari kesempatan saja, apalagi mencari kesempatan untuk kepentingan pribadi atau kelompok,” tandas Adi Warsito yang juga sebagai Sekretaris ICMI PALI.
Sambungnya lagi, idealnya mahasiswa dan pemuda menjadi panutan dalam masyarakat berlandaskan dengan pengetahuannya, tingkat pendidikannya, norma yang berlaku di sekitarnya, pola berpikirnya, dan daya kreatifitas serta inovasinya. Namun pada kenyataannya, tidak jarang bahwa mahasiswa dan pemuda sudah sangat jarang berkontak langsung dengan masyarakat.
“Apa yang dilakukan kaum muda dan mahasiswa sekarang, menurut saya sudah kehilangan esensinya. Hal tersebut terjadi karena sekarang mereka menganggap dirinya ‘elit’ dengan posisi yang dianggap sedikit berada diatas masyarakat. Paradigma inilah yang harus diluruskan kembali.
Lanjutnya, Masyarakat sama sekali tidak merasakan peran mahasiswa yakni memberi solusi ilmiah dan bertanggung jawab dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi di tengah masyarakat. Kemudian mahasiswa juga tidak mampu menterjemahkan maksud dan tujuan berbagai kebijakan pemerintah, dianggap kontroversial lalu turun ke jalan dan akhirnya ricuh. Ini salah satu contoh dan ini fakta.
“Sudah saatnya kaum mahasiswa, khususnya yang ada di Bumi Serepat Serasan agar dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan mereka, dengan cara memperlihatkan karakter mahasiswa dalam menjalankan tugasnya sebagai agen perubahan, kontrol sosial dan moral vote karena mahasiswa merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan yang mampu menjadi katalisator dalam berakselerasi di setiap lini pembangunan, karena budaya intelektual yang dimiliki kaum mahasiswa dan generasi muda diperlukan bagi Daerah Otonomi Baru seperti Kabupaten PALI ini.” Tutup Ketum GPII Sumsel ini. (*)
Komentar