Menanggapi informasi akan ada dorongan Kongres HMI luar biasa, Ketua Umum Badko HMI Sumbagsel memberikan tanggapan terhadap informasi tersebut.
Bambang mengatakan seharusnya kita buka dulu awal dari perpecahan di tubuh PB HMI.
“Pada saat Rapat Pleno 1 PB HMI bulan November 2018 di Kota Bandar Lampung, tidak ada hal-hal yang menunjukan akan terjadi perpecahan di internal Tubuh PB HMI, semua proses berjalan dengan agenda yang direncanakan dan MPK-PB HMI pun menjalankan tupoksi masing-masing. Artinya disini tidak ada pembahasan kasus yang dituduhkan kepada Ketum Saddam” Jelas bambang.
Saddam Al Jihad hasil mandataris Kongres HMI Ambon tentu bukan perkara gampang mengalihkan Status Ketua Umum Ke Status Penanggung Jawab (PJ) Ketua Umum.
“Arya Kharisma Hardi itu hasil dari rapat sebagian kecil MPK-PB yang tidak memenuhi syarat MPK-PB HMI itu sendiri yang di atur oleh konstitusi HMI hasil Kongres Ambon. Sesuatu yang ganjal buat kami Ketum Badko HMI se-Indonesia adalah kenapa pada saat Pleno 1 PB HMI di Lampung kemarin tidak ada bahasan untuk mem-pj-kan Saddam atau Arya itu hasil dari Pleno 1 PB HMI, yang sama-sama kita ketahui Pleno juga salah satu forum tertinggi di HMI.” Tuturnya.
Bambang menambahkan jika memang ada PJ Ketum PB HMI yang resmi, tentu yang memegang amanah PJ Ketum tersebut melaksanakan agenda utama yang bersifat urgensi.
“Yang namanya PJ Ketum itu, ia harus secepat-cepatnya melaksanakan agenda utama, diantaranya ia mengadakan Rapat pleno 2 untuk membahas agenda Kongres Luar biasa dan lain sebagainya. Namun yang kami lihat saudara Arya yang mengaku PJ Ketum PB HMI ini tidak ada gerakan seperti itu, malah ia menikmati status PJ Ketum PB HMI untuk kepentingan pribadinya. Dengan kejadian itulah kami Ketum Badko HMI se-Indonesia mendorong ketum hasil mandataris Kongres HMI di Ambon Saudara Saddam Al Jihad untuk mengambil tindakan guna menyelesaikan konflik internal ini. Karena kami melihat status PJ Ketum di Saudara Arya juga bukan hasil Pleno 1 PB HMI atau Inkonstitusional dan Saudara Arya tidak ada gerakan yang menunjukan untuk perbaikan HMI, namun sebaliknya ia ingin memecah-mecah HMI.” Ungkap Bambang.
Bambang mengajak semua kader HMI se-Indonesia untuk mendukung upaya yang telah dilakukan Badko HMI Se-Indonesia dengan menyiapkan tempat untuk Kongres HMI Ke XXXI di Kota Palembang.
“Saya pribadi mengajak rekan-rekan Kader HMI se-Indonesia untuk membantu kami menyukseskan Palembang sebagai tuan rumah Kongres HMI Ke 31, tentu Kongres ini kami siapkan untuk menyelesaikan semua konflik internal di HMI khususnya PB HMI. Secara teknis Palembang sudah siap secara 90 persen untuk menyelenggarakan Kongres HMI Ke 31 pada tahun 2020 akan datang” Tutupnya. (key)
Komentar